PROSES PENGALENGAN IKAN
Pada proses pengalengan ikan, ada beberapa
tahapan utama yang dilalui yaitu penyiapan media, penyiapan bahan dan sortasi,
pengisian (filling), pengalengan, pengepakan (packaging).
1. Penyiapan Wadah dan Alat
Penyiapan media pada proses pengalengan ikan
tentu berkaitan dengan wadah selama proses pengalengan. Wadah yang digunakan
dalam proses pengalengan ikan mulai dari untuk bahan sampai dengan pengepakan
sangat bervariasi.
Wadah awal digunakan pada ruang proses adalah keranjang
ikan untuk proses Thawing atau melelehkan es pada ikan yang
telah dibekukan sebelum diproses, selain itu keranjang ikan juga digunakan
untuk wadah ikan yang telah disortasi dan wadah limbah hasil sortasi ikan.
Nampan untuk meletakkan kaleng berisi
ikan yang telah ditimbang maupun untuk dimasukkan ke dalam exhaust box.
Wadah yang paling utama adalah kaleng dan
tutupnya. Bukan ikan kaleng namanya kalau tidak pakai kaleng. Kaleng yang
digunakan ada berbagai bentuk, silinder (besar dan kecil) dan kotak. Kemudian keranjang
besi besar dan berjaring untuk mengangkut kaleng-kaleng berisi ikan
dalam jumlah yang banyak hingga ke tempat pengepakan.
Bak pendinginan merupakan wadah untuk
mendinginkan ikan kaleng yang baru saja dipanaskan. Dilakukan sebelum
pengepakan.
Bak perendaman air garam merupakan
tempat merendam ikan yang telah disortasi dengan konsentrasi air garam tertentu
sebelum dilakukan pengisian (filling).
Pisau merupakan alat wajib bagi para
pekerja yang bertugas di bagian sortasi.
Gerobak untuk menganngkut keranjang
menuju ke tempat proses selanjutnya.
Alat-alat berat meliputi belt conveyor,
exhaust box, seamer, katrol, truk pengangkut, retort dan alat sauce mix.
Karton sebagai wadah untuk distribusi.
Alat Coding untuk mencetak kode produksi
dan expired produk ikan kaleng.
Tak lupa untuk menjaga sanitasi, menggunakan masker
dan tutup kepala serta sepatu boot bagi para
pekerja.
Secara umum diatas adalah alat-alat yang
digunakan dalam proses pengalengan ikan. Masih banyak alat dan wadah yang
digunakan namun tidak dapat disebutkan satu per satu.
Untuk lebih jelas mengenai fungsi alatnya akan
dipahami dalam penjelasan proses pengalengan ikan.
2. Bahan dan Sortasi
Bahan dalam pengalengan ikan dibagi dalam dua
jenis yaitu bahan utama dan bahan pembantu/penolong. Bahan utama adalah Ikan.
Jenis ikan yang biasa digunakan dalam pengalengan adalah Lemuru (Sardinella
sp.). Bahan pembantunya atau biasa juga disebut bahan additive adalah
air, garam, saus tomat, pengental, dan minyak sawit.
Pada proses penanganan bahan baku awal, ikan yang
berasal dari kontainer atau tempat penangkapan ikan dimasukkan ke dalam ruang
pendingin (cold storage) yang bersuhu -24 derajat celcius. Sebelum
dimasukkan dalam ruang proses, ikan dari ruang pendingin dialihkan ke ruang
penyimpanan sementara (antre room) yang bersuhu kurang dari -20
derajat celcius selama maksimal kemudian dimasukkan ke ruang proses untuk
dilakukan thawing selama 1 jam. Terpenting, sebelum ikan dikeluarkan
dan diproses, telah ada uji kandungan logam dan formalin dari laboratorium
serta pengecekan dari balai karantina ikan secara berkala. Artinya, ikan yang
diproduksi dipastikan aman sebelum masuk dalam proses pengolahan.
Setelah thawing, ikan menuju ke meja
pemotongan yang dihuni oleh para ibu-ibu “penjagal” alias penyortasi ikan. Di
sinilah tahap sortasi. Sortasi merupakan tahap penghilangan bagian-bagian ikan
yang tidak diperlukan dalam pengalengan ikan. Bagian ikan yang dibuang adalah
kepala, ekor dan isi perut.
Setelah disortasi, ikan-ikan tapa kepala, ekor
dan isi perut dimasukkan ke dalam keranjang dan diangkut dengan gerobak ke bak
perendaman garam. Waktu perendaman sekitar 8 menit dengan konsentrasi garam
10%.
Limbah hasil sortasi berupa kepala dan ekor
dialirkan ke penggilingan untuk dipress untuk dipisahkan dengan airnya dan
dijadikan tepung ikan sebagai pakan ternak. Limbah cair dialirkan ke tempat
penampungan limbah untuk diproses hingga akhirnya dialirkan ke saluran
pembuangan.
3. Pengisian (filling)
dan Pengalengan
Proses filling adalah yang terpenting dalam pengalengan ikan. Setelah direndam air garam tadi, ikan dimasukkan ke dalam kaleng kosong yang telah disediakan kemudian ditimbang dengan timbangan kasar. Setelah itu disusun dalam nampan. Nampan berisi beberapa susunan kaleng ikan yang telah diisi kemudian nampan tersebut diletakkan ke atas belt conveyor. Sambil berjalan di atas alat tersebut, ada petugas yang melihat kotoran atau bekas isi perut/bagian yang tidak diinginkan dalam kaleng. Lalu dalam perjalanannya menuju ke exhaust box, kaleng yang berisi ikan tadi ditimbang kembali dengan timbangan digital yang lebih akurat. Beratnya bervariasi tergantung jenis kaleng yang digunakan.
Setelah tahap pengisian awal, ikan di atas nampan
yang telah disortir dan ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam exhaust box.
Alat ini merupakan kolaborasi antara steam (uap air) dan konveyor. Namun yang
berisi ikan dijalankan di atas konveyor yang telah diatur kecepatannya lalu
masuk ke dalam terowongan exhaust box yang berukuran panjang kurang
lebih 10 meter. waktu tempuh per putaran konveyor melalui exhaust box
sekitar 18-22 menit. Suhu steam dalam exhaust box adalah 100
derajat celcius.
Setelah melalui terowongan panas exhaust box,
nampan digiring ke alat pembalik gunanya untuk mengeluarkan air dalam kaleng
ikan akibat proses steaming. Dengan dilaluinya proses steaming
tadi, ikan dalam kaleng dinilai telah matang. Selanjutnya airnya dikeluarkan
dan dengan rel berukuran lebar beberapa cm, kaleng-kaleng berisi ikan
ditempatkan ke rel tersebut dengan kendaraan konveyor berukuran kecil digiring
melalui keran air dan minyak sawit atau saus tomat (tergantung jenisnya).
Kecepatan konveyor diatur sedemikian rupa serta diameter keran bahan juga
diatur agar volume bahan tambahan tersebut pas masuk ke dalam kaleng bercampur
dengan ikan. Kemudian ada lagi petugas yang menimbang sampel ikan kaleng yang
telah diisi bahan tambahan. Berat ikan kaleng dan bahan tambahannya juga
tergantung jenis produknya (kaleng besar, kecil, kotak).
Selanjutnya proses seaming. Proses ini
adalah yang paling menarik, karena ada jalurnya seperti roaler coaster.
Seaming adalah proses penutupan kaleng. Menggunakan alat otomatis yang
telah diisi amunisi alias tutup kaleng. Lalu dengan cepat dan konsisten waktu
tertentu menutuprapatkan kaleng dan didorong melaju ke jalur roaler coasternya
menuju terowongan pencucian yang berisi semprotan kencang air dicampur dengan
air sabun. Gunanya untuk membersihkan kotoran dan minyak dari kaleng yang telah
diisi bahan tambahan tadi.
Kemudian melalui terowongan pembersih,
kaleng-kaleng yang telah ditutup rapat langsung mencemplungkan diri ke
keranjang yang dimasukkan di dalam bak air besar. Hal ini untuk mendinginkan
kaleng. Setelah keranjang besar dalam bak itu penuh dengan ikan kaleng,
selanjutnya dengan katrol dialihkan masuk ke dalam retort.
Retort berupa tabung berukuran besar untuk
memanaskan kaleng dengan uap panas bersuhu 117 derajat celsius selama 90 menit.
Retort berguna untuk membunuh bakteri dalam kaleng. Sesuai dengan prinsip
metode Nicholas Appert. Setelah keluar dari retort, kaleng-kaleng dalam
keranjang tersebut diinapkan semalam agar dingin sebelum dilakukan pengepakan.
Tahukah teman-teman, ukuran keranjang besar yang kita perbincangkan ini? hehe
Satu keranjang menampung kurang lebih 3000 kaleng kotak sarden.
Satu keranjang menampung kurang lebih 3000 kaleng kotak sarden.
4. Pengepakan (Packaging)
Pengapakan ini dilakukan untuk distribusi produk
ikan kaleng. Pengepakan menggunakan karton/kardus tebal dengan ukuran
bervariasi. Karton telah diberi merk/brand. Tapi, sebelum pengepakan, dilakukan
pengkodean (coding). Coding menggunakan alat pengkode
otomatis yang bisa diatur tanggal dan kode produksinya. Prosesnya yaitu,
setelah kaleng-kaleng dari keranjang besar diinapkan, kaleng diletakkan dan
disusun rapi di atas belt konveyor kemudian secara otomatis berjalan
melalui alat pengkode. Lalu menuju ke belt konveyor yang lebih besar
yang di sampingnya menunggu para pekerja yang bertugas mengambil kaleng-kaleng
dan disusun di dalam karton.
Selanjutnya kaleng yang telah dimasukkan dan
disusun ke dalam karton menuju ke alat plaster otomatis yang disebut strapping
band. Karton dilalui ke alat tersebut dan terplester rapi secara otomatis
lalu distempel lagi secara manual kode produksi di karton tersebut. Setelah
selesai, karton ditampung di gudang dan siap untuk didistribusikan.
Begitulah proses pengalengan ikan di pabrik. Semoga bermanfaat bagi teman-teman sebagai tambahan khasanah pengetahuan mengenai teknologi proses pengalengan ikan. Tulisan ini berdasarkan pengalaman selama PKL dan masih banyak proses-proses di dalam pengalengan ikan yang belum dijelaskan di sini. Namun, harapannya ini cukup representatif untuk menghikangkan rasa penasaran teman-teman tentang proses pengalengan ikan.
“Makanlah ikan! karena mengandung protein
tinggi dan lebih sehat serta mencerdaskan. Untuk generasi Indonesia yang lebih
baik”.
Sumber : http://ulilahsan.wordpress.com/2012/03/14/pengalengan-ikan/
No comments:
Post a Comment