Thursday, June 28, 2018

PERKEMBANGAN SENI KARAWITAN JAWA SEBAGAI CERMIN BUDAYA MASYARAKAT JAWA


PERKEMBANGAN SENI KARAWITAN JAWA SEBAGAI CERMIN BUDAYA MASYARAKAT JAWA

Agung Sutrisno
Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Abstrak
Karawitan Jawa telah ada sejak jaman prasejarah. Sejak dulu hingga saat ini Karawitan Jawa telah mengalami cukup banyak perkembangan dan perubahan. Musik tradisional Jawa yang dulu berkembang di lingkungan Kerajaan, kini telah tersebar dan berkembang di masyarakat luas bahkan sampai manca Negara. Dalam budaya masyarakat khususnya Jawa, musik (Karawitan) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia karena dianggap sebagai cerminan masyarakat, yang dapat dilihat melalui ritual dan upacara adat. Musik Karawitan Jawa, jika dilihat dari Struktur, fungsi, nama-nama gending, simbol-simbol dalam ricikan gamelan dll, itu semua mencerminkan budaya masyarakat Jawa. Hal tersebut dapat mengalami perkembangan dan perubahan seiring berjalannya waktu.

Kata Kunci : Kebudayaan Jawa, Seni Karawitan Jawa

Abstract
Javanese Karawitan has exited since prehistoric times. From the first to the present Javanese Karawitan  has undergone a lot of developments and changes. Javanese tradicional music which once flourished in the Kingdom. Has now spread and developed in the wider society even to foreign countries. In Javanese culture, music (karawitan) is the integral part from human lifes because considered as a reflection  of society, which can be seen trough ritual. Javanese Karawitan music, if seen from structure, function, name of gending, symbols of instrument ect, all of them are reflected of Javanese Culture society. That can undergone changes and development by goes the times.
Keyword : Javanese Karawitan, Javanese Culture
PENDAHULUAN

            Masyarakat Jawa memiliki musik tradisional asli jawa yang disebut dengan Karawitan Jawa. Setiap masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan kalimat tersebut. Eksistensi atau keberadaan karawitan di tengah masyarakat tidak pernah lepas dari budaya masyarakat itu sendiri. Resistensi atau ketahanan karawitan dalam menghadapi perubahan zaman berlangsung sepanjang zaman. (Purwadi, 2006: 1-3)

            Sejak dahulu hingga saat ini telah terjadi  perubahan dan perkembangan dalam musik karawitan Jawa. Karawitan Jawa dapat dikatakan sebagai cermin budaya masyarakat jawa. Hal tersebut dapat dilihat dari Struktur Karawitan, Alat-alat music karawitan, penamaan gending karawitan, sampai penamaan gending-gending karawitan.

            Dalam artikel kali ini, penulis akan memaparkan seluk-beluk karawitan Jawa, mulai dari pengertian karawitan sejarah, hingga unsure-unsur dalam karawitan. Namun pada tulisan ini  dikhusus pada perkembangan dan pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat jawa. Sehingga dapat dikatakan Karawitan adalah cermin masyarakat Jawa.

Sekilas Tentang Karawitan Jawa
           
            Definisi Karawitan adalalah Musik Indosesia yang bersistem nada pentatonic (berlaras pelog dan slendro) yang tata garapnya telah menggunakan tata notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, sifat, patet ( tangga nada) instrumentalia (gamelan), vocal, atau campuran instrumen dan vocal, enak didengar untuk diri sendiri dan orang lain. ( Suhastjarja, 1984/1985:2)

            Karawitan jawa ada beberapa jenis diantaranya Karawitan Mandiri, Karawitan Iringan, Karawitan Pakurmatan, dan Karawitan Komposisi/Kreasi Baru. Dalam karawitan ada dua elemen pokok yaitu irama dan lagu. Dalam karawitan ada bentuk-bentuk gending, diantaranya Lancaran, Bubaran, Ketawang, Ladrang, Gending Candra, Gending Sarayuda,Gending Jangga, Gending Semang, Gending Mawur, Ayak-ayak, Sampak, Playon (srepeg), Jineman, dan Gending dolanan.

            Dalam karawitan jawa ada dua laras yaitu pelog dan slendro‘laras slendro’ (mempunyai susunan sebanyak lima nada, yaitu nada 1, 2, 3, 5, dan 6) dan ‘laras pelog’  (mempunyai susunan sebanyak tujuh nada, yaitu nada 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7). Kedua larasitu, dalam teori nada dikategorikan sebagai ‘nada penta tonis’ (mempunyai lima nada). Meskipun demikian, pada bahasan yang lebih mendalam, ternyata laras pelog bisa dibagi lagi menjadi dua laras yang berbeda, yaitu ‘laras pelog bem’ (mempunyai susunan sebanyak enam nada, yaitu nada 1, 2, 3, 4, 5, dan 6) dan ‘laras pelog barang’ (mempunyai susunan sebanyak enam nada, yaitu nada 2, 3, 4, 5, 6,dan 7). Jadi sebenarnya laras dalam gamelanJawa ada tiga, yaitu laras slendro, laras pelog bem, dan laras pelog barang.  Meskipun demikian, kenyataannya kedua laras pelog itu, biasanya disusun dalam satu kesatuan, yang lazim disebut sebagai ‘gamelan laras pelog’, yang susunan nada-nadanya umumnya terdiri dari nada 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Penyebabnya adalah, nada-nada 2, 3, 4, 5, dan 6 pada gamelan laras pelog bem dan laras pelog barang, merupakan nada-nada yang frekuensinya sama.  Jadi, penyatuan laras pelog bem dengan laras pelog barang dalam satu susunan nada, sebenarnya lebih didasari segi kepraktisan. Selain itu, dalam sejumlah komposisi gendhing, secara terbatas ada juga permainan nada yang memang menggunakan kedua susunan nada pelog secara bersamaan.

            Karawitan jawa memiliki berbagai fungsi antara lain, karawitan sebagai iringan tari, iringan wayang, media pendidikan, ritual dan upacara adat, media terapi dan penyembuhan, dan sebagai mata pencaharian.

            Pemaparan diatas adalah sedikit gambaran tentang karawitan. Namun penulis tidak memaparkan secara rinci hal-hal diatas. Karena tulisan ini akan difokuskan pada perkembangan karawitan

SEJARAH KARAWITAN PADA MASA LAMPAU

            Telah lama diakui bahwa musik (termasuk seni karawitan) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Musik dianggap sebagai salah satu cermin dari masyarakat tertentu karena melalui terlihat ritual dan budaya sehari-hari. Musik sebagai karya manusia juga tidak dapat dilepaskan dari latar belakang budaya serta masyarakatnya. Dalam bentuk yang paling sederhana, dipahami bahwa melalui musik, pencipta lagu akan menuangkan seluruh pemikiran, daya cipta dan perasaannya, dan melalui musik pula orang dapat menghargai keindahan dan memperoleh ketenangan. Perkembangan instrumen gamelan dan alat musik lainnya di Jawa pada masa lampau dapat ditemukan pada relief candi, prasasti, dan beberapa piagam kuno lainnya (Kunst, 1973: 11).

Masing-masing instrumen diciptakan secara bertahap dan sangat dimungkinkan juga muncul secara terpisah dari sisi waktu, lokasi dan fungsinya dalam kehidupan masyarakat Jawa pada masa lampau. Beberapa peninggalan sejarah berbentuk relief pada candi batu, yaitu candi Dieng dan Candi Sari yang berasal dari abad VIII, memberikan informasi mengenai beberapa alat musik yang diprediksi sebagai embrio dari beberapa instrumen musik yang terdapat pada gamelan saat ini, misalnya: genta, sitar dan kecer (Soetrisno, 1981: 10).

Sejarah gamelan pada masa Hindu Jawa tersebut (abad VIII hingga abad XI) hanya memberikan sedikit keterangan secara visual dan tidak dapat memberikan keterangan yang akurat, demikian juga pada aktivitasnya (Sumarsam, 1995: 11). Sama halnya dengan relief yang terdapat pada candi Prambanan, candi Pawon, candi Mendut dan candi Borobudur (Palgunadi, 2002: 9).

Sedyawati dalam bukunya Seni Pertunjukan Indonesia menjelaskan sejarah tari berdasarkan data utama relief bangunan suci Jawa Tengah yaitu Borobudur, Prambanan dan Sewu. Sikap tari pada relief–relief tersebut merupakan varian atau ornamentasi tari tertentu. Kelima sikap kaki yang diuraikan dalam Natya Sastra semuanya jelas ada pada relief-relief tari ini terutama candi Siwa (Kompleks Prambanan) dan Borobudur, demikian juga pada bangunan suci Sewu. Alat musik yang terdapat pada adegan tarian tersebut berfungsi sebagai penekanan irama/ritme dan melodi. Alat musik yang ada seperti kendang susun tiga, cymbal, kendang silinder, tongkat gesek dan sebagainya. Ini membuktikan bahwa sebenarnya antara seni tari dan seni musik ada kaitan yang erat dan saling membutuhkan (Sedyawati, 1981: 137).

Beberapa instrumen musik tampak pada relief candi Borobudur, misalnya relief karmawibhangga yang menceritakan hukum karma atau hukum sebab akibat yang dipahatkan pada dinding kaki candi. Seni tari dan seni musik sejak jaman dulu mendapat penghargaan yang tinggi terbukti dengan banyaknya relief alat musik dan adegan tarian pada dinding candi. Selain itu banyak juga naskah kuno yang menyebutkan keistimewaan alat musik gamelan dan sebagainya hingga tidak ada bandingnya di negeri lain di Asia Tenggara

.
Gambar 1: Relief Candi Borobudur Panil nomor Iba. 233a

Relief di atas menunjukkan adegan penari dan pemusik dengan instrumen musiknya.  Bagian tengah panil memperlihatkan seorang penari wanita berdiri di atas suatu tempat yang agak tinggi (batur) dan di kiri penari berdiri seorang laki-laki berjenggot yang bertepuk tangan. Anggota badan manusia sebagai sumber bunyi (tepuk tangan), instrumen musik dengan jumlah yang minimal, dan pose bentuk tubuh manusia pada saat melakukan tarian secara sekilas memberikan informasi keterkaitan antara tari dan musik sebagai pengiringnya. Pada zaman itu telah ada kreatifitas kesenian, yaitu dalam bentuk tarian dan musik. Meskipun sederhada namun itu bentuk perkrmbangan pada saat itu. Pada kurun waktu berikutnya, tercipta beberapa instrumen musik dengan bentuk dan namanya yang sangat beragam, sebagai salah satu contoh adalah instrumen kendang.

Beberapa istilah yang diperoleh dari artefak sejarah yang diketemukan memberikan informasi bahwa instrumen kendang mempunyai beberapa istilah yang berbeda untuk menyebutkannya, yaitu: padahi, pataha, padaha, muraba, murawa, muraja, dan mredangga. Kreativitas masyarakat Jawa pada masa lampau berkembang seiring dengan perjalanan waktu hingga pada akhirnya terbentuklah seperangkat instrumen musik Jawa secara lengkap yang disebut gamelan (Sutrisno, 1981: 5). Lebih spesifik disebut gamelan gedhe atau jangkep, yaitu seperangkat gamelan lengkap yang biasa dimiliki masyarakat secara umum (Palgunadi, 2002: 211).

Sejarah perkembangan alat musik gamelan telah diteliti oleh Soetrisno, seorang arkeolog yang mempunyai perhatian besar pada sejarah perkembangan gamelan Jawa. Hasil penelitian berdasarkan peninggalan arkeologis kemudian disajikan secara terperinci dalam bukunya yang berjudul  Sejarah 2 Karawitan‟ diterbitkan oleh Akademi Seni Tari Indonesia tahun 1981. Informasi mengenai perkembangan gamelan dimulai dari kemunculan alat musik yang masih sangat sederhana, baik yang berdiri sendiri sebagai salah satu kelengkapan dalam upacara adat/ritual atau dalam sebuah kelompok dalam jumlah yang kecil.

Proses perkembangan dalam rentang waktu hingga ratusan tahun membuahkan kreativitas untuk menggabungkan satu persatu dari alat musik yang ada menjadi kelompok yang lebih besar. Tahapan tertentu pada perkembangannya menghasilkan seperangkat alat musik dengan keragaman bentuk, ukuran, laras, teknik memainkan, dan estetika penyajiannya yang semakin baik. Akhirnya, perangkat ini disebut dengan istilah yang sangat dikenal, yaitu gamelan.

KONSEP TRI TUNGGAL DALAM KARAWITAN JAWA

            Konsep Trimurti pada ajaran Hindu, yaitu penjelmaan tiga dewa : Wisnu, Syiwa, dan Brahma. Konsep Triloka yaitu kamadhatu, rupadhatu, arupadhatu diilhami dari ajaran Budha yang kemudian dividualisasikan pada penciptaan candi Borobudur. Begitu pula kejawen sebagai sistem religi masyarakat Jawa aslimempunyai konsep spiritual Tritunggal, yakni tiga spirit Urip – Sing Nguripi – Sing Gawe Urip yang merupakan suatu kombinasi kekuatan hidup yang mutlak; perjalanan manusia (sangkan paraning dumadi) yang terdiri dari tiga perjalanan, yakni lahir, urip, mati. Ketika unsur tersebut mewarnai bahkan mendasari setiap perilaku Jawa. Tidak sedikit konsep seperti itu, menjadi landasan terciptanya benda-benda atau bangunan-bangunan sebagai hasil seni budaya jawa. Gamelan yanag merupakan salah satu hasil karya atau produk budadya Jawa, tentunya juga mempunyai hubungan nilai-nilai yang syarat terhadap nilai religius.

      Dalam bmasyarakat Jawa banyak konsep falsafah hidup yang mempunyai jumlah tiga dan berlaku pada masyarakat Jawa, misalnya : konsep perjalanan hidup manusia lahir, urip, mati ; konsep “alon-alon waton kelakon” dan sebagainya.
      Konsep Tiga seperti diatas, juga dijumpai pada bangunan-bangunan atau benda-benda contohnya Candi borobudur yang memiliki tiga tingkatan bangunan. Konsep tersebut merepresentasikan konsep ajaran budha yakni Triloka ; selain candi borobudur, dalam keris juga dijumpai konsep tiga, yaitu wilah, ganja, pesi yang disebut juga teluning atunggal; kemudian bangunan rumah tradisional jawa yang mempunyai pembagian tiga ruang ; kesemuanya itu terinspirasi oleh konsep Tritunggal Jawa.
Dalam penataan Gamelan Ageng Yogyakarta secara lazim setiap instrumen dibagi menjadi tiga, sebagai contoh :
1.      Gender            : Gender Panembung (Slenthem), Gender Barung, dan
  Gender Penerus
2.      Bonang            : Bonang Panembung, Bonang Barung, dan Bonang Penerus
3.      Gambang         : terdiri secara tunggal, atau tidak terbagi tiga
4.      Rebab              : terdiri secara tunggal, atau tidak terbagi tiga
5.      Saron               : Demung, Saron, dan peking
6.      Kendang         : Kendang Ageng, Kendang ciblon, Kendang Alit
7.      Kenong           : kempyang, kethuk, dan kenong
8.      Gong               : kempul, suwukan, dan gong
Berdasarkan penjelasan diatas, Gamelan Ageng Jawa sebagai hasil karya (produk budaya) atasa sebuah ide, gagasan, atau konsep Tri tunggal sebagai salah hal yang menjadi landasan perilaku, atau aktivitas. Wujud kebudayaan ada jawa ada tiga yaitu, konsep Tritunggal Jawa sebagai ide atau gagasan, proses penciptaan atau pengadaan gamelan Ageng Jawa sebagai perilaku atau aktivitas, merupakan ketiga wujud kebudayaan yang saling mempengaruhi.
Berbicara masalah falsafah hidup dan spiritualisme masyarakat Jawa, kepercayaan manusia Jaya asli senantiasa menghubung-hubungkan keberadaan  “Tuhan” dengan alam. Inilah yang di kenal sebagai suatu ajaran kosmogoni dan atau kosmologi manusia Jawa.
Definisi Konsep Tritunggal Jawa
Menurut etmologi bahasa Jawa, istilah Tri Tunggal berasal dari dua kata, yaitu tri: tiga dan tunggal satunggil, awor tunggil golong yang berarti satu, berkumpul menjadi bulat menyatu.
Simbol-simbol konsep Tri Tunggal Jawa
Simbol Trimandala
a.       Tataruang rumah Jawa dan Bali sebagai simbol trimandala Konsep “ kesatuan-tiga” atau Tri Tunggal direpresentasikan kedalam bentuk rumah tradisional jawa lengkap . Rumah tradisional jawalengkap maksudnya , rumah tradisional jawa terdiri dari penataan ruang secara lengkap. Secara garis besar penataan ruang terdiri dari tiga yaitu : pendopo, pringgitan, dan dalam. “Kestuan-tiga” tampak divisualisasaikan kedalam bentuk ruang tersebut pada rumah tradisional jawa secara privasi merupakan suatu kesatuan.

b.      Konsep Tiga Kesatuan waktu dalam pertunjukan seni pertunjukan wayang kulit Jawa. Pertunjukan wayang kulit jawa, mengandung berbagai macam simbol-simbol yang berisikan filosofi jawa. Dalam Penataan kelir pada pertunjukan wayang jawa, konsep Tri Tunggal Jawa disimbolkan pada Plangkangan, Gedebog, dan kelir. Dalam pertunjukan wayang dibagi menjadi tiga pathet yaitu Pathet nem 21.00 - 00.00 melambangkan kehidupan kanak-kanak yang masih labil, pathet sanga 00.00 – 03.00 melambangkan suasana kehidupan orang dewasa menghadapi pemecahan problem hidup menuju kedewasaan, sedangkan pathet manyura, 03.00-06.00 melambangkan kehidupan orang tua mendekati keselesaiannya.

Unsur tiga dalam instrumentasi gamelan jawa antara lain dapat ditemukan pada ricikan- ricikan gamelan jawa yang didominasi oleh tiga unsur. Selain itu unsur tiga juga dapat ditemukan pada perangkat komposisi dasar musikalitas dalam gamelan ageng jawa, antara lain : Buka, Isi, Suwuk dalam komposisi dasar garap gending pathet  sebagai perangkat komposisi dasar garap gending dalam gamelan ageng jawa; serta klarifikasi tembang-tembang mocopat dalam vokal sebagai bagian dari instrumentasi Gamelan Ageng Jawa.
Dalam instrumen gamelan Ageng Jawa semua instrumen bahkan memikili unsur tiga, seperti gender, bonang, kenong, gong, saron, gambang, rebab, dan kendang. Dalam penataan ricikan bonang dibagi menjadi dua deret, yaitu deretan atas merupakan deretan pencon bernada tinggi (dinamakan brunjung atau lazim disebut bonang lanang) deretan bawah benada rendah (dinamakan Dempok atau lazim disebut dengan bonang wadon).
Dalam penyajian gending jawa dibagi menjadi tiga pathet  yaitu Nem, sanga, Manyura. Pembagian tiga pathet pada masing-masing laras (pelog dan slendro) diungkapkan oleh Suroso bahwa hal ini dikarenakan adanya kemungkinan mengenai pathet-pathet lain secara musikal dapat dimasukkan kedalam ketiga unsur pathet tersebut, dan adanya kemungkinan bahwa sistem pembagian tiga disebabkan oleh pengaruh konsep candi dan kayon (pada kesenian wayang).
KARAWITAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT JAWA

            Dalam kehidupan masyarakat jawa, karawitan memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial. Dijelaskan melalui terminologi sosial yang eksklusif, musik digunakan dalam tarian dan permainan; media pendidikan; terapi; mengorganisir kerja dan perang; dalam upacara dan ritual; penanda kelahiran, perkawinan dan kematian; merayakan panen dan penobatan; meneguhkan kepercayaan dan kegiatan tradisi. Selain itu, karawitan juga berfungsi sebagai sarana hiburan, sarana ibadah, etos kerja, dan juga propaganda.

            Karawitan sebagai upacara adat dapat dilihat dari upacara adat masyarakat jawa, sebagai contoh ruwatan, bersih desa, labuhan, sekaten dengan adanya iringan karawitan upacara adat akan berlangsung khusyuk dan khidmat.

            Karawitan sebagai media pendidikan dapat dilihat dari sudut pandang cara membunyikannya, di mana karawitan menjadi sajian seni musik yang enak didengar bila dimainkan secara bersama-sama. Ini mencerminkan bahwa kebersamaan menjadi satu hal yang sangat penting untuk mencapai hasil musik yang berkualitas (garapan musikal). Berarti pula ini merupakan pendidikan budi pekerti agar kita hidup dalam kebersamaan saling bergotong royong, tenggang rasa, tepa selira, empan papan duga sulaya bukan waton sulaya, menghindari sifat egois dan individualis.

            Dalam kehidupan sosial masyarakat jawa, Karawitan juga sebagai propaganda dan etos kerja. Sebagai contoh di Bantul membangun etos kerja masyarakatnya dengan Lagu Projo Tamansari.

Banyak masyarakat Jawa yang berprofesi sebagai seniman karawitan dengan kata lain menggantungkan hidupnya pada cabang seni ini sebagai tempat mencari penghasilan atau pendapatan. Karawitan menjadi hiburan dengan warna tersendiri bagi masyarakat Jawa. Sajian pangkur jenggleng, campur sari, panembrama, uyon-uyon, siteran gadhon, cokekan, langgam, santi swaran adalah “nomor-nomor pilihan” yang digemari masyarakat.

            Masyarakat Jawa juga menggunakan karawitan sebagai iringan tari maupun wayang. Seni karawitan juga bisa digunakan sebagai iringan seni yang lain, seperti tari, teater, dan pedalangan. Seni tari dengan seni musik karawitan memiliki hubungan yang sangat erat dalam upaya membangun daya hidup tari, dinamika dan penyuasanaan tertentu. Hidajat (2005: 53) dalam bukunya berjudul Wawasan Seni Tari menyatakan bahwa musik dalam karya seni tari (koreografi) bersifat fungsional setidaknya terdapat 3 fungsi antara lain: musik sebagai iringan gerak, musik sebagai penegasan gerak dan musik sebagai ilustrasi.

            Dalam tradisi Jawa tari tradisi Jawa, salah satu instrumen yang berhubungan erat dengan fenomena ini adalah peran isntrumen kendang. Esensi instrumen kendang memiliki peran penting sebagai pembawa rasa seni karawitan ketika dijadikan partner tari. Karawitan tari belum dapat bermanfaat secara optimal tanpa adanya kendang, terutama bagi gerakan yang membutuhkan tekanan. Kendang sebagai pamurba irama atau pemimpin jalannya irama juga dapat menjadi mediator keseimbangan antara tari dengan karawitan (Trustho, 2005: 99).

            Selain terjadi perkembangan fungsi, dalam karwitan juga berkembang unsure musikalnya. Di abad millennium ini, telah muncul gamelan elektronik, tentu saja perkembangan ini menjadi warna tersendiri bagi kalangan seniman karawitan jawa. Terutama kalangan generasi muda. Sebagai contoh dimasukkannya perangkat musik modern seperti misalnya terompet dan snare drum pada iringan tari bedhaya di Kraton Yogyakarta atau gitar elektrik baik gitar string ataupun bass, keyboard, drum set pada kesenian campursari. Selain dalam kesenian Campursari saat ini seniman muda karawitan juga memasukkan elemen instrument music barat dalam pembuatan komposisi musiknya. Sebagai contoh yang “booming” saat ini adalah Konser Prawirata “Gamelan & Brass Collaboration” dimana dalam konser ini memadukan Gamelan yang dikolaborasikan dengan Brass. Hal tersebut tentu menjadi warna baru yang menarik bagi semua orang. Selain itu juga dapat mempengaruhi seniman lain dalam pembuatan karyanya.

            Secara musikal, karawitan iringan juga telah mengalami perkembangan. Sebagai contoh Dalang-dalang seperti Ki Enthus Susmono, Ki Seno Nugroho, dan hampir semua dalang memasukkan drum dan cymbal, dalam garap iringan wayangnya. Ada beberapa dalang yang menambahkan Biola, Saxofon, dan instrument musik barat lainnya untuk menambah suasana pementasan. Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa dalam karawitan telah terjadi silang budaya.

            Dalam perkembangan Seni Karawitan di masyarakat tentu memiliki pengaruh dalam kehidupan masyarakat, baik perkembangan fungsi karawitan, maupun perkembangan unsur musikalnya. Perkembangan ini berpengaruh pada ekonomi masyarakat, sosial, dan budaya. Ditinjau dari faktor ekonomi, tentu dengan adanya perkembangan ini ekonomi akan berkembang pesat. Sebagai contoh jika pentas semakin banyak, maka geliat ekonomi juga akan semakin berkembang. Mulai dari kebutuhan sound system, hingga kostum untuk pementasan. Hal ini juga berpengaruh pada ekonomi Seniman itu sendiri.

            Ditinjau dari faktor sosial, Prestise atau gengsi menjadi ciri dari masyarakat masa kini. Kadangkala ini menjadi tujuan. Beberapa masyarakat beranggapan bahwa dengan mempergunakan peralatan yang berbau “modern kebaratan” berarti lebih canggih, tidak kuno dan kecanggihan ini bagi mereka (sebagian) dianggap mampu meningkatkan “gengsi”. Hal ini tentu pengaruhnya pada generasi muda yang banyak menggandrungi musik campursari.

            Perkembangan dan perubahan ini erat pengaruhnya dalam faktor Budaya. Dalam karawitan jawa, kita akan dapat satu sumber media sosial, media pendidikan budi pekerti seperti: tenggang rasa, tepa selira, kebersamaan, dan gotong royong. Sifat individual akan hilang karena dalam karawitan jawa ada interaksi, gotong royong dan kebersamaan. Karena itu adalah cerminan masyarakat jawa. Namun jika tidak dijaga, maka bisa saja perubahan ini dapat berakibat negative, utamanya bagi generasi muda masyarakat jawa.

KESIMPULAN

            Masyarakat Jawa memiliki musik tradisional asli jawa yang disebut dengan Karawitan Jawa. Karawitan jawa tidak bisa lepas dari budaya masyarakat Jawa. Karena karawitan adalah budaya yang adiluhung.  Karawitan dapat dikatakan sebagai cerminan masyarakat jawa, hal itu dapat dilihat pada, sejarah karawitan itu sendiri, konsep Tritunggal masyarakat jawa, fungsi karawitan itu sendiri, dan unsure-unsur dalam karawitan.

            Seiring berjalannya waktu karawitan mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Dari perkembangan dan perubahan itu, ada tiga faktor  yang terpengaruh dalam masyarakat, yaitu faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor budaya. Dari perkembanghan fungsi maupun musikalnya hingga saat ini karawitan merupakan cerminan masyarakat jawa.







DAFTAR PUSTAKA

Hidajat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan, Banjar Seni
Gantar Gumelar, Malang.
Kunst, Jaap. 1973. Music in Java: Its History, Its Theory, and Its Technique. 2 jilid.
Edisi E.L. Heins. The Hague: Martinus Nijhoff.
Palgunadi, Bram. 2002. Serat Kandha Karawitan Jawi, Bandung: Penerbit ITB.
Soetrisno. 1981 Sejarah Karawitan, Yogyakarta: Akademi Seni Tari Yogyakarta.
Sumarsam. 1995. Gamelan: Cultural Interaction and Musical Development in
Central Java, Chicago: The University of Chicago Press.
Sunaryo, Tejo Bagus. 2007.Representasi Konsep Tri Tunggal Pada Instrumentasi
Gamelan Jawa.Yogyakarta : Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni
Indonesia Yogyakarta
Trustho. 2005. Kendang Dalam Tradisi Tari Jawa, STSI Press, Surakarta.

Hartanto.  Perkembangan Estetika Musikal Seni Karawitan Jawa dan Pengaruhnya
Terhadap Masyarakat Pendukungnya. Universitas Malang. Jurnal-online.um.ac.id/data/artikel. Diakses Tanggal 23 Juni 2018 Pukul : 15.00
diakses tanggal 25 Juni 2018 pukul 03.00 wib.

Tuesday, August 1, 2017

Begini Ospek Mahasiswa Baru (maba) ISI YOGYAKARTA

Apa benar Ospek ISI YOGYAKARTA itu berlangsung selama 6 bulan ?
Yuk simak cerita lengkapnya.

Jadi Maba ISI Yogyakarta.

Bulan Mei 2016 aku diterima sebagai mahasiswa ISI YOGYAKARTA. Tentunya menjadi kebanggan tersendiri setelah diterima, soalnya proses seleksi yang ketat dengan mengalahkan pesaing kita , assek. Rasanya senang, gembira, pokoknya mantab deh, karna satu mimpi selangkah tergapai.

Setelah itu aku melakukan daftat ulang, membayar ukt, foto, ambil jas almamater dan tak lupa, cari kos kosan hehehe. Nah kos kosan di sekitar isi jogja sangat bervariasi, harganya kisaran 2 jutaan pertahun sampai 6 jutaan pertahun juga ada lho. Tergantung kebutuhan dan kantong temen temen sih. Kalo aku nyari yang 2,5 jutaan pertahunnya. Hehehe. Kebanyakan kos kosan di sekitar isi bayarnya pertahun, bukan perbulan.

Nah masuk di bulan akhir agustus 2016. Ospek pun dimulai. Awalnya agak ngeri denger ospek isi jogja, betapa tidak kabar yang beredar sungguh bikin nyali jadi ciut, ada yang bilang di ospek selama 1 minggu, 2 minggu, bahkan ada yang bilang klo kita maba isi jogja diospek selama 6 bulan ( satu semester ), waw agak ngeri dengernya, ditambah kabar tentang perploncoan yang tiada tara. Haha lebay.

Namun ternyata tidak ada ospekan di isi jogja, saat maba masuk dipernalkanlah dengan PPAK. yaps. Apa itu PPAK ? PPAK adalah Program Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan. Dalam PPAK ini kita diperkenalkan tentang banyak hal. Yuks simak cerita PPAK berikut ini.

1. PPAK Hari Pertama

Nah, PPAK hari pertama ini kita memakai busana hitam putih sopan. Ppak hari pertama ini, kita mengikuti sidang Senat terbuka di Gedung Serbaguna a.k.a GSG. Paginya acaranya formal gitu macam sidang Senat pada umumnya lah. Nah siangnya kita diberi pengarahan oleh kaka BEMI yang kece dan keren keren. Nah kita diberi pengumuman apa aja yang harus dibawa di hari kedua. Sebelumnya, kita dibagi menjadi 31 kelompok dari semua fakultas, pembagiannya menurut tanggal lahir, klo aku kelompok 21, karna tanggal lahirku 21. Hehe. Abis itu kita disuruh membawa id card, untuk format dan design, sudah ditentuin dari sononya. Adapun isi nya adalah : Nama, Foto narsis, Kelompok, Cita cita, dan form "apa yang sudah kita lakuin untuk Indonesia". Awalnya untuk buat ID Card itu bingung banget, tapi untungnya ada banyak teman yang membantu. (Saran untuk maba maba, rajinlah 'srawung' atau berkenalan dengan maba yang lain ). Tantangan berikutnya adalah buat Yel Yel dan membuat video kampanye kebaikan, eh satu lagi buat video kita menyanyikan Hymne ISI YOGYA, dan di upload di youtup dan instagram. Waw padahal ngapalin hymne isi tu susah.

2. PPAK hari kedua

Dihari ke dua, kita disuruh datang pagi pagi banget. Sekitar pukul 6.45 lah. Waktu itu kita langsung melakukan senam di lapangan, dan sudah berbaris sesuai kelompok tanggal lahir. Senamnya asik dan menyenangkan. Sesudah senam, kita masuk lagi di GSG, disana diperkenalkan tentang jurusan, tentang UKM, dan ada pertunjukan musiknya. Ternyata PPAK isi jogja asik, tak seperti yang kubayangkan.

Sore harinya, PPAK di Institut selesai sudah, dan sepulang dari GSG kita langsung menuju fakultas masing masing, ternyata di PPAK fakultas, kelompoknya beda lagi. Kebetulan saya diterima di FSP a.k.a Fakultas Seni Pertunjukan. Lanjuut

3. PPAK hari ketiga

Sama seperti PPAK hari kedua, kita pagi2 melakukan senam, senamnya agak ekatrim, yaitu berguling guling di lapangan. Haahaha, tapi seru juga sih.
Sesudah senam kita masuk ke kelompok yang sudah ditentukan dan masuk ke Teater Arena. Disana kita diberi tantangan untuk membuat pertunjukan (boleh nyanyi, nari, puisi, drama) pokonya semua boleh asalkan termasuk seni pertunjukan. Yang bikin greget adalah kita hanya diberi waktu cuma 5 menit untuk membuat pementasan tersebut, dan kita satu kelompok ada macam-macam jurusan ada tari, karawitan, pedalangan, musik, etnomusikologi, teater, dan sendratasik. Hmm susah kan yaa. Hshehe.

PPAK fakultas, berlangsung sampai setengah hari. Dan abis itu kita menuju jurusan masing masing. Di jurusan lumayan seru, karna kakak kakak senior lumayan menyeramkan wajah mereka. Hehehe peace. Di jurusan kita juga mengenal banyak, tentang ruangan2, dan diperkenalkan dengan dosen dosen juga. Abis itu sampe pukul 17.00 pulang deh. Bersyukur ternyata PPAK isi Menyenangkan.

Dan tentang ospek selama satu semester??? Kalian rasakan dan nilai sendiri.

Demikian, semoga temen2 sukses masuk isi, dan menjadi muda mudi penggiat BUDAYA.

SALAM BUDAYA.

Friday, May 2, 2014




Zat Aditif Makanan 


Zat aditif makanan telah digunakan selama berabad-abad untuk mempercantik tampilan dan rasa makanan dan juga mengawetkan makanan selama beberapa waktu. Tapi apakah zat aditif ini memberikan manfaat kesehatan yang baik untuk tubuh kita atau malah merusak kesehatan dalam jangka panjang?

Penyakit modern yang banyak bermunculan sejak abad ke-20 merupakan penyakit yang bersumber atas melemahnya daya tahan tubuh serta kekurangan asupan nutrisi akibat polusi, stress, dan gaya hidup yang serba instant.

Daftar Zat Aditif Makanan Yang Berbahaya 




Beberapa zat aditif makanan telah diketahui melalui riset maupun studi ilmiah merugikan kesehatan manusia. Berikut adalah daftar zat aditif makanan yang sebaiknya kita hindari :

1. Pemanis buatan

Aspartam, (E951) lebih dikenal sebagai Nutrasweet dan Equal, ditemukan dalam makanan berlabel “diet” atau “bebas gula”. Aspartam diyakini karsinogenik (zat pemicu timbulnya sel kanker) dan menimbulkan efek samping / reaksi merugikan seperti pusing, sakit kepala, migrain, dan kejang. Hindari jika Anda menderita asma, rinitis (hayfever termasuk), atau urtikaria (gatal-gatal). Ditemukan dalam diet bebas gula, soft drink bebas gula (sugar free), permen karet, sereal, vitamin kunyah, bahkan pasta gigi. 

2. High Fructose Corn Syrup (HFSC) / Sirup Jagung Fruktosa Tinggi

HFCS adalah pemanis buatan yang sangat halus yang telah menjadi nomor satu sumber kalori di Amerika. Hal ini ditemukan dalam hampir semua makanan olahan. HFCS dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol buruk), dan berkontribusi terhadap perkembangan diabetes dan kerusakan jaringan, serta efek samping yang merugikan lainnya. Ditemukan dalam sebagian besar makanan olahan, roti, permen, yogurt , saus salad, sayuran kalengan, sereal.

3. Monosodium Glutamat (MSG )

 MSG adalah asam amino dari proses pengolahan gula yang digunakan sebagai penambah rasa dalam hampir setiap masakan dan makanan olahan seperti snack, mie instant, dsb. Studi menunjukkan bahwa konsumsi secara teratur MSG dapat mengakibatkan efek samping yang meliputi depresi, disorientasi, kerusakan mata, kelelahan, sakit kepala, dan obesitas.


 4. Trans Fat / Lemak trans


Trans Fat digunakan untuk meningkatkan dan memperpanjang umur produk makanan dan merupakan salah satu zat paling berbahaya yang dapat anda konsumsi. Banyak studi menunjukkan bahwa lemak trans meningkatkan tingkat kolesterol LDL (jahat) sementara menurunkan kadar kolesterol HDL (baik), meningkatkan resiko serangan jantung, penyakit jantung dan stroke, peradangan, diabetes dan masalah kesehatan lainnya. Ditemukan dalam margarin, keripik dan kerupuk, makanan yang dipanggang, makanan cepat saji (fast food).

5. Zat Pewarna Makanan 

Studi menunjukkan bahwa pewarna buatan yang ditemukan di minuman soda, jus buah botol dan makanan ringan, dapat menyebabkan masalah perilaku pada anak-anak dan mengakibatkan penurunan IQ yang signifikan. Dari penelitian terhadap hewan telah diketahui bahwa zat pewarna makanan dapat menyebabkan kanker. 

 Blue # 1 dan Blue # 2 (E-133) 


Dilarang di Norwegia, Finlandia dan Prancis. Dapat menyebabkan kerusakan kromosom. Ditemukan dalam permen, sereal, makanan dan minuman ringan, minuman olahraga dan makanan hewan peliharaan 

Red # 3 (juga Red # 40 & E124) 

Dilarang di tahun 1990 setelah 8 tahun perdebatan dan digunakan dalam banyak makanan dan kosmetik. Pewarna ini terus berada di pasar sampai persediaan habis! Telah terbukti menyebabkan kanker tiroid dan kerusakan kromosom pada hewan laboratorium, juga dapat mengganggu transmisi saraf otak. Ditemukan dalam koktail buah, , es krim, permen, roti, dan banyak produk makanan lainnya. 

Yellow # 6 (E110) dan Tartrazin Yellow (E102) 

 Dilarang di Norwegia dan Swedia. Meningkatkan jumlah tumor kelenjar ginjal dan adrenal pada hewan laboratorium, dapat menyebabkan kerusakan kromosom. Ditemukan dalam keju, makaroni dan minuman keju, permen dan bersoda, limun dan banyak produk makanan lainnya. 


6. Sodium sulfit (E221)

Pengawet yang digunakan dalam makanan olahan. Menurut FDA (Food and Drug Administration), sekitar satu dalam 100 orang sensitif terhadap sulfida dalam makanan. Sebagian besar individu penderita asma, menunjukkan hubungan antara asma dan sulfida. Individu yang sensitif terhadap sulfida mungkin mengalami sakit kepala dan masalah pernapasan. Pada kasus yang parah, sulfida sebenarnya dapat menyebabkan kematian dengan menutup jalan pernapasan dan menyebabkan serangan jantung. 

7. Natrium nitrat 

Sebuah pengawet umum yang biasanya ditambahkan untuk daging olahan seperti daging burger, ham, hot dog, dan kornet. Studi telah menyatakan adanya efek samping natrium nitrat mengakibatkan berbagai jenis kanker. 

 8. BHA dan BHT 


Hydroxyanisole Butylated (BHA) dan Hydrozyttoluene Butil (BHT) adalah pengawet kimiawi yang ditemukan dalam makanan ringan, permen karet, keripik kentang, dan minyak sayur serta margarin. Pengawet kimia ini dapat mencegah makanan dari perubahan warna, perubahan rasa atau menjadi tengik. BHA dan BHT dapat menyebabkan kanker, dan banyak negara sudah membatasi bahkan melarang penggunaan zat aditif ini. 

9. Sulfur Dioksida 

Zat aditif sulfur dioksida bersifat toksik (racun) dan di Amerika Serikat, FDA telah melarang penggunaan pada buah dan sayuran mentah. Zat ini dapat memicu serangan asma, bronkitis, bahkan gangguan jantung. 

10. Potassium Bromate 

Zat aditif yang digunakan untuk pengembang tepung terigu pembuatan roti. Zat ini mengakibatkan kanker pada penelitian dengan hewan dan sangat berbahaya bagi manusia. Setelah anda tahu bahayanya zat-zat aditif / pengawet yang ada di dalam makanan-makanan jaman sekarang, masihkah anda mau mengkonsumsi makanan2 tersebut?

Sumber : http://lintaszonabaca.blogspot.com/2012/07/10-zat-aditif-makanan-berbahaya-yang.html
PERUSAHAAN ROTI SUTRISNO

STUDI KELAYAKAN BISNIS PROYEK ROTI DAN KUE
I.   Latar Belakang
Sebuah kota kecil (kabupaten) yang berlokasi berdekatan dengan kota besar (propinsi), dimana sebagian besar masyarakatnya bekerja di kota besar tersebut. Pada kota kecil tersebut berdirilah sebuah mal dimana pengunjungnya sebagian besar adalah ibu-ibu beserta anaknya dan sebagian lagi para karyawan dan anak muda yang berlokasi disekitarnya.
Dari hasil pengamatan kami atas sebuah toko roti dan kue yang tidak terlalu terkenal merknya, toko tersebut selalu ramai oleh pengunjung/pembeli yang datang. Khususnya hari Sabtu, Minggu dan hari libur, antrian kasirnya cukup panjang. Padahal rasa roti dan kue di toko itu tidak kalah saing dengan rasa yang kami punya.
II.  PEMRAKARSA
Dengan latar belakang diatas, maka saya bernama Agung Sutrisno. Merencanakan untuk membangun usaha Roti dan Kue tersebut. Dimana usaha tersebut merupakan pengembangan usaha Roti & Kue yang ke 5. Sehingga saya cukup mengerti mengenai seluk beluk dan operasional usaha tersebut. Lebih detail tentang rencana usaha tersebut dapat lebih lanjut proposal ini.
III. KEPEMILIKAN USAHA
Usaha Roti & Kue ini merupakan usaha perorangan dimana pengurus usaha adalah anggota-anggota keluarga terdekat, yaitu:
Pemilik / Pimpinan Usaha       : Agung Sutrisno
Pengurus Harian                      : Aceng
Total jumlah Karyawan: 11 orang
Riwayat hidup pemilik, saat ini saya telah mempunyai 4 usaha Toko Roti & Kue dibeberapa lokasi. Ke empat toko tersebut sudah beroperasi dan sangat menguntungkan.
Laporan keuangan ke empat usaha roti tersebut dapat dilihat pada lamiran roposal ini.
MODAL USAHA
Modal dasar usaha ini dan telah disetorkan sebesar Rp 30.400.000 (Tiga puluh juta empat ratus ribu rupiah).
Surat-surat Izin
Surat-surat izin dan referensi yang telah dimiliki dan Photo Copinya yang dilampirkan dalam proposal ini adalah:
-          Surat izin Domisili
-          SIUP (Surat Izin Usaha Pengusaha)
-          TDP (Tanda Dartar Perusahaan)
-          NPWP (Nomor Pokok Wajik Pengusaha)
-          Sertifikat Rumah
-          Surat Kawin
-          Kartu keluarga
-          Kartu tanda penduduk (KTP)
IV.  Pemasaran
Produk dan Segmentasi
Produk usaha ini adalah roti dan kue yang dibuat berdasarkan resep yang ditemukan oleh saya sendiri, sehingga rasa dan wanginya berbeda dengan roti lain.
Sedangkan segmentasi usaha ini adalah masyarakat di kabupaten ini khususnya masyarakat yang sering datang ke Mal ini.
Permintaan
Informasi dari karyawan ditoko roti tersebut rata-rata omset mereka mencapai + Rp 2.000.000 perhari saat ini dan penjualan mereka makin hari makin meningkat hal ini dapat dilihat pada antrian pembelian makin panjang. Peningkatan penjualan mereka 1 bulan + 10%.
Ramalan Permintaan:
Sesuai dengan data yang diperoleh bahwa kenaikan permintaan produk 10% perbulan, maka ramalan permintaan tersebut dapat dilihat pada Tabel dibawah.

Bulan
Omset/hari
(Rp)
Kenaikan Penjualan
Omset/bulan
(30 hari)
Proyeksi
Bulan-1
2,000,000
10%
60,000,000
Bulan-2
2,200,000
10%
66,000,000
Bulan-3
2,420,000
10%
72,600,000
Bulan-4
2,662,000
10%
79,860,000
Bulan-5
2,928,200
10%
87,846,000
Bulan-6
3,221,020
10%
96,630,600
Bulan-7
3,543,122
10%
106,293,660
Bulan-8
3,897,434
10%
116,923,026
Bulan-9
4,287,178
10%
128,615,329
Bulan-10
4,715,895
10%
141,476,861
Bulan-11
5,187,485
10%
155,624,548
Bulan-12
5,706,233
10%
171,187,002

Pesaing
Pada mal tersebut baru ada 1 toko roti dan kue, dan space (tempat) yang tersedia untuk membuka usaha roti & kue hanya 1 tempat lagi, yaitu: tempat yang sudah kami bayar DP nya. Kemungkinan kecil dalam waktu dekat pesaing yang lain akan masuk. Maka dalam 1 – 2 tahun kedepan hanya ada 2 toko Roti & Kue.

Peluang
Besarnya proyeksi peluang pasar / omset rata-rata yang di analisa dengan menggunakan konsep bagi-bagi kue adalah:
Bulan
Total Omset
(Rp/bulan)
Roti & Kue
(Unit)
Omset rata-rata
 (Rp/unit)
Peluang Toko Baru
Running Capacity
Peluang yg didapat
Proyeksi


Bulan-1
60,000,000
2
30,000,000
80%
24,000,000
Bulan-2
66,000,000
2
33,000,000
85%
28,050,000
Bulan-3
72,600,000
2
36,300,000
95%
34,485,000
Bulan-4
79,860,000
2
39,930,000
100%
23,958,000
Bulan-5
87,846,000
2
43,923,000
100%
32,942,250
Bulan-6
96,630,600
2
48,315,300
100%
41,068,005
Bulan-7
106,293,660
2
53,146,830
100%
53,146,830
Bulan-8
116,923,026
2
58,461,513
100%
58,461,513
Bulan-9
128,615,329
2
64,307,664
100%
64,307,664
Bulan-10
141,476,861
2
70,738,431
100%
70,738,431
Bulan-11
155,624,548
2
77,812,274
100%
77,812,274
Bulan-12
171,187,002
2
85,593,501
100%
85,593,501
Catatan:
*    Mengingat Usaha Roti & Kue Masih Baru maka diperkirakan awal-awal bulan omset penjualan masih rendah karena belum dikenal.
V. Teknis
Lokasi Usaha:
Tempat usaha ini berlokasi dilantai ground floor dekat dengan pintu masuk pada mal tersebut. Luas ruangan Usaha Roti & kue ini 50 m2.
Barang Investasi:
- Kontrak Kios 1 tahun
- Meja, Kursi, lemari
- Oven Kue
- Kompor gas 1 unit
- Peralatan memasak lainnya
- Kulkas
VI.  Keuangan
Total biaya pembangunan usaha Toko Roti & Kue tersebut sebesar Rp 77.688.000, dengan rincian sebagai berikut
Barang Investasi:
- Kontrak Toko 1 tahun                                              Rp    40.000.000
- Renovasi                                                                   Rp      5.000.000
- Kursi, meja, lemari                                                    Rp      5.000.000
- Oven Kue                                                                 Rp    10.000.000
- Kompor gas 2 unit                                                    Rp      1.500.000
- Peralatan memasak lainnya                                       Rp      2.500.000
- Kulkas                                                                       Rp      5.000.000
- Motor I unit                                                              Rp    12.000.000
- lain-lain                                                                     Rp      5.000.000
Total                                       Rp  76.000.000
  1. Modal Kerja (Pembelian Kopi, roti, dll)                Rp.    1.688.000
Grand Total                           RP   77.688.000

Sumber Dana Investasi

Kebutuhan dana dalam pembangunan usaha ini berasal dari dana sendiri dan dana pinjaman dari bank. Yaitu:
Modal sendiri
- Investasi                                            Rp   30.400.000 (40%)
Kredit Bank
- Investasi                                            Rp    45.600.000 (60%)
- Modal Kerja                                      RP      1.688.000
Total               Rp    47.288.000

Grand Total                           Rp    77.688.000

Pembayaran Kredit Investasi
Sedangkan pembayaran kredit akan dimulai dicicil pada bulan kedua (sebulan setelah pinjaman diterima), serta selanjutnya setiap 1 bulan sekali, selama 12 bulan. (lebih ditail dapat dilihat pada tabel dibawah ini atau pada lampiran-02 Proyeksi Aliran Dana)
Tabel Jadwal Pembayaran Pokok dan Bunga Kredit

Bulan
Pokok Kredit
(Rp)
Bunga Kredit
(Rp)
Total
(Rp)
Bulan-1
3,941
760
4,701
Bulan-2
3,941
722
4,663
Bulan-3
3,941
657
4,598
Bulan-4
3,941
591
4,532
Bulan-5
3,941
525
4,466
Bulan-6
3,941
460
4,401
Bulan-7
3,941
394
4,335
Bulan-8
3,941
328
4,269
Bulan-9
3,941
263
4,204
Bulan-10
3,941
197
4,138
Bulan-11
3,941
131
4,072
Bulan-12
3,937
66
4,002

Proyeksi Laba Rugi
Pada bulan operasi pertama diperkirakan usaha air isi ulang sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 68.000 dan bulan kedua memperoleh laba sebesar Rp 2.940.000, Akumulasi keuntungan dalam satu tahun adalah Rp 243.370.000 Lebih ditail tentanng  Proyeksi laba rugi dapat dilihat pada Lampiran-03
Analisa Investasi
Dalam analisa investasi kami menggunakan 2 metode, yaitu:
  1. Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali investasi dengan menggunakan keuntungan ditambah penyusutan.
Payback Period usaha ini adalah + 6 Bulan.
  1. Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang akan menjadi nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan yang akan diteriama, sama dengan nilai sekarang dari pengeluaran modal. IRR yang baik jika lebih besar dari tingkat suku bunga bank.
IRR dalam 12 bulan adalah 20,84%.
Rasio Keuangan
Metode yang digunakan adalah:
Likuiditas adalah ukuran kemampuan usaha dalam memenuhi kewajiban lancarnya, minimal 1 atau 100%.
Bulan
Likuiditas
Bulan -1
Bulan -2
Bulan -3
Bulan -4
Bulan -5
Bulan -6
Bulan -7
Bulan -8
Bulan -9
Bulan -10
Bulan -11
Bulan -12
9.96%
19.11%
43.29%
83.29%
141.82%
227.28%
352.86%
540.74%
831.18%
1305.00%
2150.96%
3930.74%
Selanjunya lihat lampiran-0 atau 05
Profitabilitas
Kemampuan usaha dalam menghasilkan laba dengan jumlah harta yang telah ditanamkan, dapat diukur dengan ROI (Rate of return O Investment) danROE (Rate of return On Equity). ROI dan ROE yang baik lebih besar dari suku bunga bank.
Bulan
ROI
ROE
Bulan -1
Bulan -2
Bulan -3
Bulan -4
Bulan -5
Bulan -6
Bulan -7
Bulan -8
Bulan -9
Bulan -10
Bulan -11
Bulan -12
1.12%
5.25%
12.40%
19.34%
25.48%
33.03%
42.38%
54.05%
68.79%
87.63%
112.11%
144.55%
0.22%
9.67%
24.70%
37.46%
46.87%
57.20%
68.54%
80.99%
94.67%
109.70%
126.20%
144.33%
Terlihat ROI dan ROE pada awal bulan sudah lebih dari suku bunga bank dan makin meningkat setiap yang menyatakan proyek ini layak dibangun. Selanjunya lihat lampiran-0 atau 05.
V.    Jaminan Kredit.
Jaminan kredit usaha untuk pinjaman tersebut, kami bersedia menjaminkan Surat sertifikat rumah atas nama saya.
Penutup
Demikianlah proposal permohonan kredit kami ini.
Besar harapan kami untuk mendapatkan pinjaman kredit dari Bank yang Bapak pimpin.

Terimakasih atas kerja samanya.




Hormat Kami,




(Agung Sutrisno)

Pemilik UsahaTag :contoh proposal usaha kue | proposal usaha kue | contoh proposal usaha roti | contoh proposal kue | contoh proposal usaha cake |

Sumber : http://www.mondosworld.com/contoh-proposal-bisnis-roti-dan-kue

About